MAKALAH AKHIR
MIKROBIOLOGI
VIRUS INFLUENZA
Dosen : Ubaidillah
Di
susun Oleh :
` Nama
: Nurhayati Amir Mahmud Mappa
NIM :
04.09.2400
Kelas : E/KP/III
KONSENTRASI KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2010
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL.................................................................................... i
KATA
PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR
ISI................................................................................................. iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang............................................................................. 1
B.
Tujuan.......................................................................................... 2
C.
Rumusan
masalah........................................................................ 2
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi........................................................................................ 3
B.
Epideniologi................................................................................. 3
C.
Etiologi........................................................................................ 4
D.
Sifat Virus Influensa.................................................................... 6
E.
Patogenesis.................................................................................. 7
F.
Gambaran Klinis.......................................................................... 8
G.
Komplikasi................................................................................... 9
H.
Pencegahan.................................................................................. 9
BAB III PENUTUP
- Kesimpulan ....................................................................................... 13
- Saran ................................................................................................. 13
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Influenza atau biasa disebut "flu", merupakan
penyakit tertua dan paling sering didapat pada manusia. Influenza juga
merupakan salah satu penyakit yang mematikan. Penyakit influenza pertama kali
diperkenalkan oleh Hipocrates pada 412 sebelum Masehi. Pandemi pertama yang
terdokumentasi dengan baik muncul pada 1580, dimana muncul dari Asia dan
meyebar ke Eropa melalui Africa. Sampai saat ini telah terdokumentasi sebanyak
31 kemungkinan terjadinya pandemi influenza dan empat di antaranya terjadi pada
abad ini yakni pada 1918 (Spanish flu) yang menyebabkan 50-100 juta kematian
oleh virus influenza A subtipe H1N1, 1957 (Asia flu) yang meyebabkan 1-1,5 juta
kematian oleh virus influeza A subtipe H2N2, dan 1968 (Hongkong flu) yang
menyebabkan 1 juta kematian oleh virus ifluenza A subtipe H3N2.
Penyakit tersebut hingga saat ini masih mempengaruhi
sebagian besar populasi manusia setiap tahun. Virus influenza mudah bermutasi
dengan cepat, bahkan seringkali memproduksi strain baru di mana manusia tidak
mempunyai imunitas terhadapnya. Ketika keadaan ini terjadi, mortalitas
influenza berkembang sangat cepat. Di
Amerika Serikat epidemi influenza yang biasanya muncul setiap tahun pada musim
dingin atau salju menyebabkan rata-rata hampir 20.000 kematian. Sedangkan di
Indonesia atau di negara-negara tropis pada umumnya kejadian
wabah influenza dapat terjadi sepanjang tahun dan puncaknya akan
terjadi pada bulan Juli.
Karena
sifat-sifat materi genetiknya, virus influenza dapat mengalami evolusi dan
adaptasi yang cepat, dapat melewati barier spesies dan menyebabkan pandemic
pada manusia. Burung air liar dan itik menjadi sumber virus yang potensial
sebagai pemicu pandemi di
Indonesia. Sedangkan ternak babi
berperan sebagai tempat reassortment virus avian influenza (VAI) dengan
virus human influenza. Burung puyuh
dapat juga menjadi tempat
reassortment dari VAI
asal berbagai burung yang
dijual di pasar
burung. Sementara peternakan
unggas menyediakan hewan peka dalam jumlah yang banyak yang memungkinkan
VAI mengalami evolusi yang cepat. Suatu Rencana Gawat Influenza diusulkan untuk
segera dikembangkan.
WHO menyatakan bahwa awal tahun 2006 ini merupakan saat
terdekat terjadinya pandemi flu sejak pandemi terakhir tahun 1968. Data yang
ada menunjukkan bahwa wabah avian influenza hanya kurang satu syarat lagi untuk
menjadi ”calon” pandemi, yaitu belum ditemukan bukti penularan antarmanusia di
masyarakat. Pengalaman masa lalu, pandemi tahun 1918, misalnya, menunjukkan
bahwa korban manusia dapat sampai puluhan juta orang.
Diseluruh dunia hingga April 2007 terdapat 172 kasus flu
burung yang terkonfirmasi. Seperti dapat terlihat dari laporan WHO kasus
terbanyak di Vietnam (93 kasus) dan Indonesia menduduki peringkat ke-2 dengan
81 kasus namun jumlah kematian di Indonesia yang tertinggi, yaitu 63 dari 81
kasus.
B. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui
definisi, epidemiologi, etiologi, serta dapat memahami bagaimana cara
pencegahan tarhadap virus influenza dangan tepat.
C. Perumusan masalah
·
Apa pengertian virus influenza
?
·
Bagaimana cara penularannya ?
·
Apa saja komplikasi dari virus
influenza ?
·
Ada berapa macam tipe virus
influenza ?
·
Sifat dari virus influenza ?
·
Bagaimana gambaran klinis dari
virus influenza ?
·
Bagaimana cara pencegahan yang
dapat di lakukan ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Influenza yang dikenal sebagai flu adalah penyakit
pernapasan yang sangat menular dan disebabkan oleh virus influenza tipe A, B
dan bisa juga C.
Influenza merupakan suatu penyakit infeksi akut saluran
pernapasan terutama ditandai oleh demam, menggigil, sakit otot, sakit kepala
dan sering disertai pilek, sakit tenggorok dan batuk non produktif.
Influenza adalah penyakit infeksi yang dapat menyerang
burung dan mamalia yang disebabkan oleh virus RNA famili orthomyxoviridae.
B. Epidemiologi
Influenza merupakan penyakit yang dapat menjalar dengan
cepat di lingkungan masyarakat. Walaupun ringan penyakit ini tetap berbahaya
untuk mereka yang berusia sangat muda dan orang dewasa dengan fungsi
kardiopulmoner yang terbatas. Juga pasien yang berusia lanjut dengan penyakit
ginjal kronik atau ganggugan metabolik endokrin dapat meninggal akibat penyakit
yang dikenal tidak berbahaya ini. Serangan penyakit ini tercatat paling tinggi
pada musim dingin di negara beriklim dingin dan pada waktu musim hujan di
negara tropik. Pada saat ini sudah
diketahui bahwa pada umumnya dunia dilanda pandemi oleh influenza 2-3 tahun
sekali. Jumlah kematian pada pandemi ini dapat mencapai puluhan ribu orang dan
jauh lebih tinggi dari pada angka-angka pada keadaan non-epidemik.
Risiko
komplikasi, kesakitan, dan kematian influenza lebih tinggi pada individu di
atas 65 tahun, anak-anak usia muda, dan individu dengan penyakit-penyakit
tertentu. Pada anak-anak usia 0-4 tahun, yang berisiko tinggi komplikasi angka
morbiditasnya adalah 500/100.000 dan yang tidak berisiko tinggi adalah
100/100.000 populasi. Pada epidemi influenza 1969-1970 hingga 1994-1995,
diperkirakan jumlah penderita influenza yang masuk rumah sakit 16.000 sampai
220.000/epidemik. Kematian influenza
dapat terjadi karena pneumonia dan juga eksaserbasi kardiopulmoner serta
penyakit kronis lainnya. Penelitian di Amerika dari 19 musim influenza
diperkirakan kematian yang berkaitan influenza kurang lebih 30 hingga lebih
dari 150 kematian / 100.000 penderita dengan usia > 65 tahun. Lebih dari 90%
kematian yang disebabkan oleh pneumonia dan influenza terjadi pada penderita
usia lanjut.
Di Indonesia telah ditemukan kasus flu burung pada
manusia, dengan demikian Indonesia merupakan negara ke lima di Asia setelah
Hongkong, Thailand, Vietnam dan Kamboja yang terkena flu burung pada
manusia. Hingga 5 Agustus 2005, WHO
melaporkan 112 kasus A (H5N1) pada manusia yang terbukti secara pemeriksaan
mikrobiologi berupa biakan atau PCR. Kasus terbanyak dari Vietnam, disusul
Thailand, Kamboja dan terakhir Indonesia.
Hingga Agustus 2005, sudah jutaan ternak mati akibat avian influenza.
Sudah terjadi ribuan kontak antar petugas peternak dengan unggas yang terkena
wabah. Ternyata kasus avian influenza pada manusia yang terkonfirmasi hanya
sedikit diatas seratus. Dengan demikian walau terbukti adanya penularan dari
unggas ke manusia, proses ini tidak terjadi dengan mudah. Terlebih lagi
penularan antar manusia, kemungkinan terjadinya lebih kecil lagi.
C. Etiologi
Pada saat ini dikenal 3 tipe virus influenza yakni A, B
dan C. Ketiga tipe ini dapat dibedakan dengan complement fixasion test
Tipe A merupakan virus penyebab influenza yang bersifat epidemik.
Tipe B biasanya hanya menyebabkan penyakit yang lebih ringan dari tipe A dan
kadang-kadang saja sampai mengakibatkan epidemi. Tipe C adalah tipe yang
diragukan patogenitasnya untuk manusia, mungkin hanya menyebabkan gangguan
ringan saja. Virus penyebab influenza merupakan suatu orthomixovirus golongan
RNA dan berdasarkan namanya sudah jelas bahwa virus ini mempunyai afinitas
untuk myxoatau musin.
Virus influenza A dibedakan menjadi banyak subtipe
berdasarkan tanda berupa tonjolan protein pada permukaan sel virus. Ada 2
protein petanda virus influenza A yaitu protein hemaglutinin dilambangkan
dengan H dan protein neuraminidase dilambangkan dengan N. Ada 15 macam protein
H, H1 hingga H15, sedangkan N terdiri dari sembilan macam, N1 hingga N9.
Kombinasi dari kedua protein ini bisa menghasilkan banyak sekali varian subtipe
dari virus influenza tipe A.
Semua subtipe dari virus influenza A ini dapat
menginfeksi unggas yang merupakan pejamu alaminya, sehingga virus influenza
tipe A disebut juga sebagai avian influenza
atau flu burung. Sebagian
virus influenza A juga menyerang manusia, anjing, kuda dan babi. Variasi virus
ini sering dinamai dengan hewan yang terserang, seperti flu burung, flu
manusia, flu babi, flu kuda dan flu anjing. Subtipe yang lazim dijumpai pada
manusia adalah dari kelompok H1, H2, H3 serta N1, N2 dan disebut human
influenza.
Sekarang ini dihebohkan dengan penyakit flu burung atau
avian influenza dimana penyebabnya adalah virun influenza tipe A subtipe H5N1.
Virus avian influenza ini digolongkan dalam
Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI).
D. Sifat Virus Influenza
Virus influenza mempunyai sifat dapat bertahan hidup di
air sampai 4 hari pada suhu 220C dan lebih dari 30 hari pada suhu 00C.
Mati pada pemanasan 600C selama 30 menit atau 560C selama 3 jam dan pemanasan 800C
selama 1 jam. Virus akan mati dengan deterjen, disinfektan misalnya formalin,
cairan yang mengandung iodin dan alkohol 70%.
Struktur antigenik virus influenza meliputi antara lain
3 bagian utama berupa: antigen S (atau soluble antigen), hemaglutinin dan
neuramidase. Antigen S merupakan suatu inti partikel virus yang terdiri atas
ribonukleoprotein. Antigen ini spesifik untuk masing-masing tipe. Hemaglutinin
menonjol keluar dari selubung virus dan memegang peran pada imunitas terhadap
virus. Neuramidase juga menonjol keluar dari selubung virus dan hanya memegang
peran yang minim 8 pada imunitas.
Selubung inti virus berlapis matriks protein sebelah dalam dan membran lemak
disebelah luarnya.
Salah satu ciri penting dari virus influenza adalah
kemampuannya untuk mengubah antigen permukaannya (H dan N) baik secara cepat
atau mendadak maupun lambat. Peristiwa terjadinya perubahan besar dari struktur
antigen permukaan yang terjadi secara singkat disebut antigenic shift.
Bila perubahan antigen permukaan yang terjadi hanya
sedikit, disebut antigenic drift. Antigenic shift hanya terjadi pada virus
influenza A dan antigenic drift hanya terjadi pada virus influenza B, sedangkan
virus influenza C relatif stabil. Teori yang mendasari terjadinya antigenic
shift adalah adanya penyusunan kembali dari gen-gen pada H dan N diantara human
dan avian influenza virus melalui perantara host ketiga. Satu hal yang perlu
diperhatikan bahwa adanya proses antigenic shift akan memungkinkan terbentuknya
virus yang lebih ganas, sehingga keadaan ini menyebabkan terjadinya infeksi
sistemik yang berat karena sistem imun host baik seluler maupun humoral belum
sempat terbentuk. Sejak dulu diduga
kondisi yang memudahkan terjadinya antigenic shift adalah adanya penduduk yang
bermukim didekat daerah peternakan unggas dan babi. Karena babi bersifat rentan
terhadap infeksi baik oleh avian maupun human virus makan hewan tersebut dapat
berperan sebagai lahan pencampur (mixing vesel) untuk penyusunan kembali
gen-gen yang berasal dari kedua virus tersebut, sehingga menyebabkan terbentuknya
subtiper virus baru.
E.Patogenesis
Transmisi virus influenza lewat partikel udara dan
lokalisasinya pada traktus respiratorius. Penularan bergantung pada ukuran
partikel (droplet) yang membawa virus tersebut masuk ke dalam saluran napas.
Pada dosis infeksius, 10 virus/droplet, maka 50% orang-orang yang terserang
dosis ini akan menderita influenza. Virus akan melekat pada epitel sel di
hidung dan bronkus. Setelah virus berhasil
menerobos masuk kedalam sel, dalam beberapa jam sudah mengalami replikasi.
Partikel-partikel virus baru ini kemudian akan menggabungkan diri dekat
permukaan sel, dan langsung dapat meninggalkan sel untuk pindah ke sel lain.
Virus influenza dapat mengakibatkan demam tetapi tidak sehebat efek pirogen
lipopoli-sakarida kuman Gram-negatif.
Masa
inkubasi dari penyakit ini yakni satu hingga empat hari (rata-rata dua
hari). Pada orang dewasa, sudah mulai
terinfeksi sejak satu hari sebelum timbulnya gejala influenza hingga lima hari
setelah mulainya penyakit ini. Anak-anak
dapat menyebarkan virus ini sampai lebih dari sepuluh hari dan anak-anak yang
lebih kecil dapat menyebarkan virus influenza kira-kira enam hari sebelum
tampak gejala pertama penyakit ini. Para
penderita imunocompromise dapat menebarkan virus ini hingga berminggu-minggu
dan bahkan berbulan-bulan.
Pada avian influenza (AI) juga terjadi penularan melalui
droplet, dimana virus dapat tertanam pada membran mukosa yang melapisi saluran
napas atau langsung memasuki alveoli (tergantung dari ukuran droplet). Virus
selanjutnya akan melekat pada epitel permukaan saluran napas untuk kemudian
bereplikasi di dalam sel tersebut. Replikasi
virus terjadi selama 4-6 jam sehingga dalam waktu 10 singkat virus dapat
menyebar ke sel-sel di dekatnya. Masa inkubasi virus 18 jam sampai 4 hari,
lokasi utama dari infeksi yaitu pada sel-sel kolumnar yang bersilia. Sel-sel
yang terinfeksi akan membengkak dan intinya mengkerut dan kemudian mengalami
piknosis. Bersamaan dengan terjadinya disintegrasi dan hilangnya silia
selanjutnya akan terbentuk badan inklusi. Adanya perbedaan pada reseptor yang
terdapat pada membran mukosa diduga sebagai penyebab mengapa virus AI tidak
dapat mengadakan replikasi secara efisien pada manusia.
F. Gambaran Klinis
Pada umumnya pasien yang terkena influenza mengeluh
demam, sakit kepala, sakit otot, batuk, pilek dan kadang-kadang sakit pada
waktu menelan dan suara serak. Gejala-gejala ini dapat didahului oleh perasaan
malas dan rasa dingin. Pada pemeriksaan fisik tidak dapat ditemukan tanda-tanda
karakteristik kecuali hiperemia ringan sampai berat pada selaput lendir
tenggorok. Gejala-gejala akut ini dapat
berlangsung untuk beberapa hari dan hilang dengan spontan. Setelah periode
sakit ini, dapat dialami rasa capek dan cepat lelah untuk beberapa waktu. Badan
dapat mengatasi infeksi virus influenza melalui mekanisme produksi zat anti dan
pelepasan interferon. Setelah sembuh akan terdapat resistensi terhadap infeksi
oleh virus yang homolog. Pada pasien
usia lanjut harus dipastikan apakah influenza juga menyerang paru-paru. Pada
keadaan tersebut, pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan bunyi napas yang
abnormal. Penyakit umumnya akan membaik dengan sendirinya tapi 11
kemudian pasien acapkali mengeluh lagi mengenai demam dan sakit
dada. Permeriksaan radiologis dapat menunjukkan infiltrat di paru-paru.
G.Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada virus influenza
adalah: Pneumonia influenza primer, ditandai dengan batuk yang progresif,
dispnea, dan sianosis pada awal infeksi. Foto rongten menunjukkan gambaran
infiltrat difus bilateral tanpa konsolidasi, dimana menyerupai ARDS. Pneumonia
bakterial sekunder, dimana dapat terjadi infeksi beberapa bakteri (seperti
Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumonia, Haemophilus influenza).
H. Pencegahan
Yang paling pokok dalam menghadapi influenza adalah
pencegahan. Infeksi dengan virus influenza akan memberikan kekebalan terhadap
infeksi virus yang homolog. Karena sering terjadi perubahan akibat mutasi gen,
antigen pada virus influenza akan berubah, sehingga seseorang masih mungkin
diserang berulang kali dengan jalur (strain) virus influenza yang telah
mengalami perubahan ini. Kekebalan yang diperoleh melalui vaksinasi sekitar 70%.
Vaksin influenza mengandung virus subtipe A dan B saja karena subtipe C tidak
berbahaya. Diberikan 0,5 ml subkutan atau intramuskuler. Vaksin ini dapat
mencegah tejadinya mixing dengan virus yang sangat pathogen H5N1 yang dikenal
sebagai penyakit avian influenza atau flu burung. Nasal spray flu vaccine (live
attenuated influenza vaccine) dapat juga digunakan untuk pencegahan flu pada
usia 5-50 tahun dan tidak sedang hamil. Vaksinasi perlu diberikan 3-4 minggu
sebelum terserang influenza. Karena terjadi perubahan-perubahan pada virus maka
pada permulaan wabah influenza biasanya hanya tersedia vaksin dalam jumlah
terbatas dan vaksinasi dianjurkan hanya untuk beberapa golongan masyarakan
tertentu sehingga dapat mencegah terjadinya infeksi dengan kemungkinan
komplikasi yang fatal.
Ada beberapa
kebiasaan yang di sarankan untuk dilakukan sebagai upaya pencegahan lebih dini.
1. Mencuci tangan
Sebagian besar virus flu dapat menyebar melalui kontak langsung. Seseorang yang bersin dan menutupnya dengan tangan kemudian dia memegang telepon, keyboard komputer, atau gelas minum, maka virusnya akan mudah menular pada orang lain yang menyentuh benda-benda tersebut.
1. Mencuci tangan
Sebagian besar virus flu dapat menyebar melalui kontak langsung. Seseorang yang bersin dan menutupnya dengan tangan kemudian dia memegang telepon, keyboard komputer, atau gelas minum, maka virusnya akan mudah menular pada orang lain yang menyentuh benda-benda tersebut.
Virus mampu bertahan hidup
berjam-jam bahkan hingga berminggu-minggu. Oleh karena itu, usahakan untuk
mencuci tangan sesering mungkin.
2.
Jangan menutup bersin dengan tangan
Bila kita menutup bersin dengan tangan, maka virus flu akan mudah menempel pada tangan dan dapat menyebar pada orang lain.
Bila kita menutup bersin dengan tangan, maka virus flu akan mudah menempel pada tangan dan dapat menyebar pada orang lain.
Jika kita merasa ingin bersin atau
batuk, gunakanlah tisu dan kemudian segera membuangnya.
3.
Jangan menyentuh muka
Virus flu masuk ke dalam tubuh melalui mata, hidung, maupun mulut. Menyentuh muka merupakan cara yang paling umum dilakukan oleh anak-anak yang terserang flu dan akhirnya menjadi cara mudah menularkan virus tersebut pada orang lain di sekitarnya.
4. Minum banyak air
Air berfungsi untuk membersihkan racun dari dalam tubuh dan memberikan cairan pada tubuh. Orang dewasa yang sehat umumnya membutuhkan delapan gelas air per hari.
Virus flu masuk ke dalam tubuh melalui mata, hidung, maupun mulut. Menyentuh muka merupakan cara yang paling umum dilakukan oleh anak-anak yang terserang flu dan akhirnya menjadi cara mudah menularkan virus tersebut pada orang lain di sekitarnya.
4. Minum banyak air
Air berfungsi untuk membersihkan racun dari dalam tubuh dan memberikan cairan pada tubuh. Orang dewasa yang sehat umumnya membutuhkan delapan gelas air per hari.
Bagaimana
menandai bahwa tubuh kita sudah mendapatkan cairan yang cukup? Jika warna urine
berwarna relatif jernih berarti tubuh kita memang mendapatkan cukup cairan,
sebaliknya jika berwarna kuning gelap berarti tubuh kita memerlukan lebih
banyak cairan lagi.
5.
Mandi sauna
Meskipun belum terbukti bahwa mandi sauna dapat berpengaruh terhadap pencegahan flu, namun sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa orang yang mandi sauna dua kali per minggu akan memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk terserang flu.
Meskipun belum terbukti bahwa mandi sauna dapat berpengaruh terhadap pencegahan flu, namun sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa orang yang mandi sauna dua kali per minggu akan memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk terserang flu.
Hal tersebut memang sesuai dengan
teori bahwa ketika kita menghirup uap panas lebih dari suhu 80 derajat celcius
akan menyebabkan virus flu akan sulit untuk bertahan.
6. Menghirup udara segar
Menghirup udara yang segar memang sangat penting bagi kesehatan tubuh, khususnya di cuaca yang dingin karena cuaca seperti ini akan membuat tubuh menjadi rentan terhadap virus flu.
7. Lakukan olahraga aerobik secara teratur
Olahraga aerobik dapat mempercepat jantung untuk memompa darah lebih banyak sehingga kita bernafas lebih cepat untuk membantu mentransfer oksigen ke paru-paru dan ke dalam darah. Olahraga ini juga akan membantu meningkatkan kekebalan tubuh secara alami.
6. Menghirup udara segar
Menghirup udara yang segar memang sangat penting bagi kesehatan tubuh, khususnya di cuaca yang dingin karena cuaca seperti ini akan membuat tubuh menjadi rentan terhadap virus flu.
7. Lakukan olahraga aerobik secara teratur
Olahraga aerobik dapat mempercepat jantung untuk memompa darah lebih banyak sehingga kita bernafas lebih cepat untuk membantu mentransfer oksigen ke paru-paru dan ke dalam darah. Olahraga ini juga akan membantu meningkatkan kekebalan tubuh secara alami.
8.
Konsumsi makanan yang mengandung phytochemical
Phytochemical merupakan bahan kimia alami yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan yang berperan memberikan vitamin pada makanan.
Phytochemical merupakan bahan kimia alami yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan yang berperan memberikan vitamin pada makanan.
9.
Konsumsi yogurt
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi yogurt yang rendah lemak setiap hari dapat mengurangi risiko terserang flu sekitar 25 persen.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi yogurt yang rendah lemak setiap hari dapat mengurangi risiko terserang flu sekitar 25 persen.
Bakteri menguntungkan yang
terdapat di dalam yogurt diketahui dapat menstimulus produksi sistem kekebalan
tubuh untuk menyerang virus.
10.
Relaksasi
Jika kita dapat mengajari diri sendiri untuk relaks atau santai, maka dengan sendirinya kita juga dapat mengaktifkan sistem imunitas tubuh.
Jika kita dapat mengajari diri sendiri untuk relaks atau santai, maka dengan sendirinya kita juga dapat mengaktifkan sistem imunitas tubuh.
Diduga ketika kita melakukan
relaksasi, maka interleukin (bagian sistem imunitas yang merespon terhadap
virus flu) akan meningkat dalam aliran darah kita. (Berbagai sumber | Ilustrasi
Ist)
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Influenza merupakan suatu
penyakit infeksi akut saluran pernapasan yang sangat menular dapat menyerag
burung dan mamalia.
2.
Influenza disebabkan oleh virus
influenza tipe A, B dan C yang merupakan suatu orthomixovirus golongan RNA.
3.
Virus influenza tipe A
mempunyai banyak subtipe, diantaranya H5N1 yang menyebabkan flu burung dan
termasuk HPAI.
4.
Penularan virus influenza melalui droplet dan
lokalisasinya di traktus respiratorius.
5.
Gejala klinis influenza adalah
demam, sefalgia, mialgia, batuk, pilek dan disfagia.
6.
Komplikasi influenza dapat terjadi pneumonia
influenza primer dan pneumonia bakterial sekunder.
7.
Influenza dapat diobati secara
simtomatik, dan dengan antiviral dapat memperpendek angka sakit.
8.
Pencegahan dengan vaksin bagi
golongan yang memerlukan imunoprofilaksis.
Saran
Jagalah kesehatan yang telah diberikan allah sebagai
anugrah terbesar sehingga kita terhindar dari virus influenza yang dapat
mengganggu aktifitas kita sehari-hari dengan melakukan pencegahan di secara
dini dan jangan lupa menjaga kebersihan baik dari badan, tempat, maupun pakaian
karena dengan kebersihan semoga kita terhindar dari virus tersebut.
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil Alamin......
Puji
dan syukur terucap hanya pada Allah SWT yang Maha Esa atas Ridonya akhirnya
saya dapat menyelesaikan Makala Akhir untuk mata kuliah mikrobiologi, yang
membahas mengenai virus influenza yang merupakan penyakit tertua dan yang biasa
dialami manusia.
Shalawat
dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW,
kepada keluarga dan sahabatnya, serta seluruh umat yang senantiasa taat dalam
menjalankan syariatnya.
Saya
ucapkan terima kasih yang tiada tara kepada seluruh pihak yang telah membantu
mensukseskan makala akhir mikrobiologi ini hingga selesai, baik secara langsung
maupun tidak.
Bila
dalam penyampaian makala ini ditemukan hal-hal yang tidak berkenan bagi
pembaca, dengan segala kerendahan hati saya mohon maaf yang setulusnya.
Kritik
dan saran dari pembaca sebagai koreksi sangat saya harapkan untuk perbaikan
makala ini kedepa. Semoga tafik, hidayat dan rahmat senantiasa menyertai kita
semua menuju terciptanya keridhoan Allah SWT.
Amin ya Robbal Alamin......
Yogyakarta, 20 Desember 2010
Penulis
DAFTAR
PUSTAKA
- http//: www.goolge.co.id.virus+influenza&meta
- http//:www.info.gor.hk/info/influenza. Htm
- dwidjoseputro. 1998. Dasar-dasar mikrobiologi. Jakarta: Djambatan
- J.pelczar, Michael. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI-Press